Jujur, yang menarik memang laburan warna pada bodi Ninja 250R ini. Sesuai tema ultah SN250RC (Solo Ninja 250R Community) yang mengambil slogan We Are Colorful but One. Punya arti meski berbeda warna namun tetap satu.Itu loyalitas Agus Budiyono pada klubnya yang memang patut diacungi jempol. Gimana enggak, ini dipersembahkan buat hari ulang tahun SN250RC yang kedua, sebulan silam (5/3), Nyonyo begitu panggilannya, spesial menyiapkan modifikasi motornya untuk tampil beda.
Soal beda enggak sekedar beda. Pasalnya hampir semua lini motor kena sentuhan rona modifikasi. Mulai dari tampilan bodi, sampai laburan variasi teraplikasi di situ. Langsung mengundang pertanyaan nih. Airbrushnya garapan siapa ya?.Ups salah, itu bukan airbrush, tapi hasil olahan digital printing corak grafis yang didesain komputer. Corak grafis sepintas mirip kertas kado. Memang begitu yang diingini Nyonyo yang menggandeng Pak Dhe dari Jl. Solo-Yogyakarta untuk mendesain Ninja kesayangannya.
Lalu Kenapa Nyonyo tertarik digital printing?. “Kelebihan desain digital printing, tidak terbatas pada ide. Begitu pula di soal pilihan warna, sangat kaya. Selain itu proses desain enggak lama. Yang lama proses pemasangan,” kekeh juragan showroom mobil-motor Budi Agung Motor (BAM) di Palur, Karanganyar, Solo.Ow gitu, kasih tahu cara pengaplikasinya. Yang pasti enggak mudah, apalagi kontur bodi diubah bukan seperti asli. Soalnya dibuat baru dari fiberglass. Fairing depan mengacu ke MotoGP Yamaha YZR-M1. Sementara bagian bodi tengah, samping, dan buntut ala Ducati GP11 namun sudah dimodifikasi dan menyesuaikan bodi keseluruhan. Alhasil memang bodi motor tampak lebih padat berotot.
Di situ memang tantangannya. Karena untuk menutupi seluruh kontur bodi, pengguna Mitsubishi Pajero Sport putih itu juga mengaku sudah menghabiskan sekitar 5 meteran lapisan stiker printing yang merupakan lembaran tanpa sambungan alias utuh.Sayang Nyonyo lupa jenis stiker yang dipakai. Katanya sih mirip stiker biasa. Nah lo! Alhasil setelah gambar desain kelar, dilanjut proses printing pada kertas stiker, trus baru deh dipasang pada bodi. Sebelumnya bagian yang mau dipasang lapisan stiker mesti bersih.
Proses pasang itulah yang kata Nyonyo rumit. “Di situlah butuh ketelatenan. Karena antara detil pada bodi, misal antara tangki dengan panel buntut garis grafisnya mesti ketemu enggak boleh luput. Begitu juga di bagian yang rumit seperti lekukan. Pokoknya stiker harus tetap dipasang merata,” paparnya.Nyonyo menambahkan proses pasang memanfaatkan hair dryer dan korek api. Dua alat bantu itu diperlukan untuk mengeluarkan gelembung angin yang timbul ketika lapisan stiker dipasang. Oh ya hampir lupa, sebelum proses pemasangan lembaran stiker itu terlebih dahulu dilabur vernis dulu supaya mengkilat.
Lantas ketika proses pemasangan rampung, dilabur clear lagi. Sssstt, mau tahu biaya yang dikeluarkan Nyonyo untuk digital printing begitu. Katanya sih hanya sekitar Rp 1,5-2 jutaan.
Stiker alias gambar tempel pastinya jalan paling simpel mengubah tampilan. Ketimbang airbush, stiker paling cepat di soal waktu penyelesainnya. Pakai cat butuh lebih dari seminggu untuk ganti warna plus motifn. Berbeda dengan digital printing maksimal 3 hari pengerjan.Memanfaatkan digital printing pada lembaran stiker untuk bodi motor, bukan enggak mungkin akan jadi virus atau ngetren. Apalagi seperti disebut Nyonyo, kelebihan corak desain hasil setingan komputer sangat dinamis dan atraktif.
Lalu awet enggak? “Kalau sudah dilapis clear, pasti awet. Soalnya ada lapisan pelindung. Jadi, nggak masalah juga dicuci,” ungkapnya.Pastinya lagi, perawatan digital printing juga tidak merepotkan. Terlebih lagi kalau mau ganti bodi standar, gampang dan juga bisa cepat dipasang kembali.
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Battlax 120/60-17
Ban belakang : Battlax 150/60-17
Pelek depan [Tab] : VRossi 300x17
Pelek belakang : VRossi 450x17
Monosok : Ohlins
BAM : 0856-4215-0005
Ban belakang : Battlax 150/60-17
Pelek depan [Tab] : VRossi 300x17
Pelek belakang : VRossi 450x17
Monosok : Ohlins
BAM : 0856-4215-0005
No comments:
Post a Comment